Tekno

Blooming Fitoplankton, Bencana Perairan yang Tak Bisa Disepelekan

Di Indonesia, peristiwa blooming fitoplankton pernah terjadi di Danau Maninjau, Nusa Tenggara Timur pada Oktober 2011 silam.

Dilansir dari Antara, sejumlah peternak ikan di sana mengalami kerugian besar akibat ikan-ikan di perairan tersebut mati secara mendadak.

Lantas, seperti apa itu blooming fitoplankton? Mengutip fpk.unair.ac.id, blooming fitoplankton diketahui sebagai kejadian suatu perairan yang mengalami ledakan jumlah fitoplankton yang tidak terkontrol.

Ini disebabkan oleh adanya zat berlebih, yang kemudian diserap oleh fitoplankton sebagai nutrisinya.

Pun juga karena eutrofikasi, yakni masalah lingkungan hidup yang disebabkan oleh limbah fosfat.

Faktor penyebab lainnya adalah pengaruh fenomena upwelling.

Hal ini disebabkan air laut yang dingin terhembus oleh angin menuju ke permukaan.

Dengannya akan membawa biomassa air laut dan memberikan nutrisi makanan pada fitoplankton.

Jika terjadi secara terus-menerus menyebabkan populasi fitoplankton tidak terkontrol.

Selain itu, pemberian pakan terhadap ikan ternak yang berlebih juga jadi faktor penyebabnya.

Dilansir dari situs Frontiers, ciri–ciri dari suatu perairan yang mengalami blooming fitoplankton umumnya dilihat dari kondisi warna air.

Tidak hanya merubah warna air menjadi warna merah, namun juga berwarna hijau hingga merah kecoklatan.

Banyak orang menganggap perubahan warna, seperti warna merah hanyalah sesuatu yang sakral.

Padahal, hal tersebut terjadi karena populasi fitoplankton yang tidak terkontrol.

Dampak yang ditimbulkan akibat bencana blooming fitoplankton tampaknya tidak bisa disepelekan.

Bagaimana tidak, fitoplankton dengan jumlah berlebih akan membawa racun sehingga sangat berbahaya dan merugikan.

Karena fitoplankton sendiri adalah produsen utama dari suatu perairan, secara otomatis organisme lainnya akan memakan fitoplankton.

Jelaslah ini menyebabkan kematian dan kerugian yang cukup besar.

Oksigen di suatu perairan juga sangat berpengaruh jika dihuni oleh banyaknya fitoplankton.

Sebab, pasokan oksigen akan turun dan ikan maupun makhluk hidup laut pun akan mati.

Ledakan jumlah fitoplankton juga dapat menyebabkan ikan mudah terserang penyakit.

Karena itu, para peternak dihimbau agar memperhatikan kualitas air.

Untuk mencegah permasalahan blooming fitoplankton, dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Conserve Energy Future menyarankan agar pengelolaan limbah pembuangan dilakukan secara hati-hati.

Usaha penangkapan ikan seyogianya secara terjadwal.

Sebab, semakin banyak ikan, usaha mengontrol fitoplankton akan semakin mudah pula.

Pun dalam pemberian pakan ikan dilakukan secara teratur dan selalu menjaga kualitas air.

HARIS SETYAWAN