Kontrovesi Morgellons, Penyakit Kulit atau Psikologis?
Penyakit morgellons adalah suatu kondisi aneh yang ditandai dengan keyakinan dari pengidapnya bahwa suatu parasit atau serat muncul dari kulit.
Orang yang mengaku mengidap kondisi ini melaporkan sensasi seolah-olah ada sesuatu yang merayap atau menyengat kulit mereka.
Asal usul Fenomena Morgellons Melansir The Guardian, penyakit ini dinamai morgellons oleh seorang wanita bernama Mary Leitao pada 2002.
Saat itu Drew, putranya, mengeluhkan luka di sekitar mulut dan merasakan sensasi seolah terdapat serangga di dalam kulitnya.
Ketika memeriksanya menggunakan mikroskop mainan, Leitao menemukan kulit anaknya terdapat serat berwarna merah, biru, hitam dan putih yang aneh.
Ketika Leitao memeriksakan anaknya lebih lanjut ke beberapa dokter, mereka tidak dapat menemukan penyakit, alergi, atau sesuatu yang tidak biasa tentang gejala yang dijelaskan putranya.
Tidak ada yang percaya dengan penjelasan Leitao.
Seorang ahli terakhir yang ia coba untuk berkonsultasi adalah seorang spesialis penyakit menular dari Universitas Johns Hopkins, bahkan menolak menemuinya usai meninjau catatan dari dokter-dokter sebelumnya.
Sang dokter meyakini jika Leitao mengidap Munchausen by proxy, yakni situasi mental ketika seseorang mencoba membuat orang lain, biasanya anak-anak, terlihat sakit untuk mendapatkan perhatian.
Leitao tidak menyerah begitu saja.
Ia bahkan mendirikan Morgellons Research Foundation dan mendapatkan lebih dari 13 ribu keluhan serupa dengannya, termasuk penyanyi kawakan Amerika Serikat, Joni Mitchell.
Istilah morgelllons ia ambil dari sebuah artikel medis Prancis abad ke-17 yang mendeskripsikan suatu penyakit yang ditandai munculnya rambut hitam di dalam kulit.
Hasil Penelitian Mengutip Mayo Clinic, penelitian tentang morgellons oleh sejumlah periset selama dua dekade masih menghasilkan perdebatan.
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada 2012 menyatakan bahwa kondisi tersebut bukan disebabkan oleh infeksi atau parasit.
CDC melakukan penelitian terhadap 115 orang yang mengaku mengidap morgellons, yang oleh CDC disebut sebagai dermatopati yang tidak dapat dijelaskan.
Studi menunjukkan bahwa sebagian besar serat pada luka kulit dapat dijelaskan oleh rasa gatal dan kontaminasi berulang oleh serat kain daripada serat yang muncul dari kulit.
Studi CDC mencatat bahwa kondisi ini paling sering terlihat pada wanita kulit putih paruh baya, dan gejalanya sangat mirip dengan penyakit mental yang melibatkan keyakinan yang keliru tentang infeksi parasit.
Dalam bidang psikologi, kondisi ini dikenal dengan delusional parasitosis.
HATTA MUARABAGJA