Tekno

Studi: Tak Mampu Berdiri Satu Kaki 10 Detik Bakal Meninggal Lebih Cepat?

Mereka yang sudah berusia paruh baya atau lebih senior lagi dan tidak dapat menjaga keseimbangan tubuh saat berdiri pada satu kaki selama 10 detik lebih cenderung akan meninggal dalam tujuh tahun ke depan dibandingkan mereka yang bisa melakukan posisi itu.

Kesimpulan didapat dari hasil studi di Brasil yang dipublikasikan bulan lalu.

Studi berangkat dari fakta bahwa kemampuan keseimbangan tubuh obyektif yang menghilang dengan cepat setelah usia 50-an tahun meningkatkan risiko untuk terjatuh pada situasi-situasi tertentu ataupun bentuk kesehatan memburuk lainnya.

Studi lalu ingin mengkaji kemampuan itu dengan seluruh sebab kematian.

Apa isi studi?Sebanyak 1.700 orang berusia antara 51 dan 75 tahun diminta berdiri satu kaki selama 10 detik, dengan kaki yang kedua menyentuh bagian paha kaki yang berdiri menopang–mirip gaya seekor flamingo.

Mereka yang tidak dapat melakukannya ternyata memiliki tingkat kematian selama tujuh tahun ke depannya yang lebih tinggi.

Perbandingannya 17,5:4,6 persen.

Mungkinkan temuan ini berkorelasi dengan faktor lain, selain faktor penyakit?Mungkin saja.

Sebagai misal, semakin bertambah usia semakin sedikit yang berhasil melakukan tes keseimbangan ini, dan jika Anda lebih tua, Anda lebih cenderung untuk meninggal lebih cepat.

Kebanyakan dari mereka yang berusia lebih dari 70 tahun tak mampu melewati tes ini.

Tapi ketika hasilnya disesuaikan untuk faktor-faktor seperti usia, berat badan, jenis kelamin dan riwayat penyakit, mereka tetap menunjukkan kalau yang tidak berhasil melewati tes keseimbangan ini memiliki tingkat kematian dua kali lebih cepat, dengan risiko kematian selama periode studi lebih tinggi 84 persen.

Mengapa para dokter meminta orang-orang melakukan tes gaya ala falmingo ini?Melihat apakah seseorang dapat berdiri di atas satu kaki telah sejak lama digunakan untuk tes keseimbangan.

Ini karena jatuh adalah pembunuh utama bagi lansia.

Biasanya, apabila mereka terjatuh, dampaknya adalah tulang panggul retak dan butuh operasi, dengan beberapa tidak pernah bisa kembali ke mobilitasnya yang semula.

“Ini bisa menjadi sebuah spiral,” kata David Stensel dari Loughborough University, Inggris–bukan termasuk dalam tim studi di Brasil.

Jadi apakah kematian dalam studi ini berhubungan dengan faktor jatuh?Belum jelas berapa banyak peristiwa jatuh berkontribusi kepada kematian dari 123 partisipan yang meninggal sepanjang studi dilakukan.

Penyebab utama kematian adalah kanker, serangan jantung dan sakit pernapasan, termasuk Covid-19.

Insiden jatuh dan pemulihan dari operasi bisa saja berkontribusi kepada kematian itu–misalnya, orang-orang yang tiba-tiba mobilitasnya terganggu dapat melihat penyakit jantungnya memburuk–tapi faktor-faktor seperti itu tak dicatat.

Bagaimana lagi keseimbangan bisa dikaitkan ke tingkat kematian?Kemampuan untuk berdiri pada satu kaki bergantung tidak hanya kepada keseimbangan, tapi juga, menurut Stensel, kekuatan kaki.

Yang terakhir ini terkait ke kekuatan tubuh keseluruhan dan kebugaran fisik.

Mereka yang mengidap penyakit, katakanlah jantung atau kanker, cenderung lebih tidak aktif sehingga kehilangan kekuatan kaki.

Apakah temuan itu mengejutkan?Riset sebelumnya telah menemukan kalau tes serupa bisa memberi petunjuk tentang kesehatan kita.

Misalnya, tingkat kematian lebih tinggi dari penyakit jantung pada orang yang lebih tua berkorelasi dengan lambatnya kecepatan jalan, dalam sebuah tes di mana mereka diminta berjalan sejauh 6 meter secepat mungkin.

Tingkat kematian keseluruhan juga berhubungan dengan daya cengkeram yang buruk, di mana seseorang diminta meremas sebuah obyek sekeras yang mereka mampu.

Apakah para dokter sebaiknya mulai meminta para pasiennya melakukan tes itu?Tim peneliti dipimpin Claudio Gil Araujo dari Clinimex, Rio de Janeiro, Brasil, mengatakan dalam makalahnya kalau akan ada manfaat potensial untuk mencakupkan tes itu sebagai bagian dari pemeriksaan fisik rutin pada pasien paruh baya dan yang lebih senior.

“Ini sederhana untuk mencakupkannya dalam latihan rutin karena tak sampai 2 menit.” Bagaimana saya memperbaiki keseimbangan tubuh?Karena ini mungkin kebugaran dan kekuatan tubuh secara keseluruhan yang mempengaruhi hubungan antara melewati tes keseimbangan ala flamingo dan risiko kematian, studi ini tidak menunjukkan kalau memperbaiki keseimbangan bisa menolong Anda hidup lebih lama.

“Pada orang dewasa yang lebih tua, kemungkinan kekuatan otot adalah tujuan kebugaran terpenting,” kata Stensel.

“Tapi orang-orang dengan keseimbangan lebih baik sudah jelas akan lebih jarang terjatuh,” kata Uzo Ehiogu, juru bicara Chartered Society of Physiotherapy, Inggris.

NEW SCIENTIST, BMJ JOURNALS